Seminar Nasional 50 Kota

Edukasi Deteksi Dini Penurunan Fungsi Ginjal, Prodia Gelar Seminar Nasional di Padang 

04 March 2023

Padang menjadi kota ketiga diselenggarakannya seminar nasional 50 tahun Prodia.

PADANG, 26 FEBRUARI 2023 - Memasuki usia 50 Tahun, PT Prodia Widyahusada Tbk akan menggelar serangkaian kegiatan sepanjang tahun 2023. Dengan mengusung tema “Personal and Precise Partner for Your Health”, seluruh rangkaian kegiatan ditujukan untuk menonjolkan eksistensi Prodia sebagai mitra kesehatan terpercaya masyarakat agar terus sehat dan dapat melangkah lebih jauh bersama Prodia. 

Prodia telah membuktikan eksistensinya sebagai pelopor layanan kesehatan dengan jejaring layanan terluas dan terbesar di Indonesia. Hingga saat ini, Prodia telah memiliki 276 cabang yang tersebar di 75 kota dan 79 kabupaten di seluruh Indonesia. Mewujudkan visi sebagai centre of excellence, Prodia berkomitmen untuk mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dengan memfasilitasi seminar nasional yang akan diadakan pada 50 kota di Indonesia untuk menghadirkan narasumber sesuai topik tematik yang akan dibahas. 

Seminar nasional ini juga menjadi salah satu kesempatan bagi Prodia mengajak pelanggan dan masyarakat umum untuk secara aktif berpartisipasi dalam menjaga kesehatan dan mengenal kondisi tubuh sendiri untuk dapat mengambil keputusan mengenai kesehatan mereka dengan Prodia  yang siap mengiringi langkah masyarakat Indonesia untuk #MelangkahLebihJauh dan menjadi Personal and Precise Partner. 

Kota Padang menjadi tuan rumah seminar nasional Prodia bertema “Cystatin C untuk Deteksi Dini Penurunan Fungsi Ginjal”. Narasumber dalam seminar kali ini adalah dr. Drajad Priyono, SpPD-KGH dan Matthew Justin sebagai Product Specialist Prodia.

Bertempat di Hotel Santika Premiere, Seminar Nasional ini mengundang 170 peserta umum offline pada tanggal 26 Februari 2023. Selain mendapatkan pengetahuan mengenai fungsi ginjal, peserta juga berkesempatan untuk melakukan pemeriksaan gratis kolesterol total, trigliserida, SGPT (hati), kreatinin (ginjal) dan gula darah.

Dalam kesempatan ini dr. Drajad Priyono SpPD-KGH menjelaskan “Defenisi penyakit Ginjal Kronik (PGK) mengenai organ ginjal timbul akibat berbagai faktor, biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.”

Dijelaskan juga bahwa gejala Penyakit Ginjal Kronik (PGK) antara lain kehilangan nafsu makan, sakit kepala, tidak dapat berkonsentrasi, gatal-gatal, dada sesak, mual muntah serta bengkak terutama pada kaki dan pegelangan kaki. 

Melalui pemaparannya, dr Drajad Priyono, SpPD-KGH berharap semakin banyak masyarakat Indonesia mengenali gejala Penyakit Ginjal Kronik ini, serta mengetahui langkah yang harus dilakukan  ketika gejala mulai terdeteksi. Selain itu, Prodia juga berupaya mengedukasi masyarakat mengenai beberapa risiko gangguan pada ginjal yang mungkin terjadi, seperti Tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi dan jumlah buang air kecil dalam sehari serta adanya darah dalam urine. 

Bagi Anda yang sudah mengetahui atau mendeteksi gejala gangguan Penyakit Ginjal Kronik ini, sangat penting untuk menjalankan pola hidup sehat dilengkapi dengan olahraga, menjaga berat badan ideal. Selain itu, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol harus dihentikan, serta rutin konsultasi dan mengonsumsi obat-obatan jika dokter meresepkan. 

Matthew Justin menambahkan deteksi dini merupakan cara yang paling ampuh dan bersifat preventif untuk gagal ginjal. Apalagi di Indonesia cuci darah seumur hidup dan transplantasi ginjal masih tergolong mahal. Caranya dengan melakukan pemeriksaan laboratorium  seperti melakukan pemeriksaan LFG untuk mengetahui jika terjadi penurunan fungsi ginjal dan melakukan pemeriksaan albumin urine untuk mengetahui jika terjadi kebocoran. Studi-studi epidemiologi menemukan bahwa Cystatin C merupakan prediktor LFG yang lebih baik dari kreatinin, Kerugian utama menggunakan Kreatinin untuk menyaring gangguan ginjal adalah bahwa hingga 50% fungsi ginjal dapat hilang sebelum kadar Kreatinin yang signifikan dapat dideteksi karena Kreatinin tidak sensitif terhadap perubahan kecil pada GFR.

Adapun poin penting, Apakah dengan periksa Cystatin C akan mendapatkan nilai Laju Filtrasi Glomerulus? Ya. Karna pemeriksaan cystatin C dapat menjadi alternatif dalam melakukan skrining penurunan fungsi ginjal. 

Acara ini mendapatkan kesan positif dari peserta, hal ini dibuktikan dengan antusias peserta yang memberikan pertanyaan dan diskusi yang berlangsung interaktif. 

Klik di sini untuk info jadwal lengkap seminar nasional pada 50 kota di Indonesia.