Naik 10,42%, Prodia Cetak Laba Bruto Rp 1,04 Triliun pada Tahun 2019

10 March 2020

JAKARTA, 10 Maret...

JAKARTA, 10 Maret 2020 – PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode saham: PRDA) berhasil mencetak laba bruto sebesar Rp 1,04 triliun pada tahun 2019, atau naik sebesar 10,42% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih Perseroan juga mengalami kenaikan sebesar 19,84% menjadi sebesar Rp 210,3 miliar pada tahun 2019, dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 175,45 miliar. Pada tahun 2019, pendapatan bersih Perseroan tumbuh sebesar 9,03% menjadi Rp 1.744,27 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1.599,76 miliar. Selain itu, Perseroan juga membukukan kenaikan EBITDA sebesar 13,89% dari Rp 277,49 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 316,03 miliar pada tahun 2019. Margin EBITDA juga berhasil ditingkatkan menjadi 18,12%.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan bahwa pencapaian kinerja tahun 2019 ini membuktikan konsistensi Perseroan dalam menjaga pertumbuhan bisnisnya. “Kinerja yang positif ini didukung oleh peningkatan pendapatan dan jumlah permintaan tes pemeriksaan kesehatan pada tahun 2019. Perseroan fokus pada strategi yang dapat memperkuat bisnis inti dan keunggulan operasional Perseroan sehingga kami tetap mampu menjaga pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan laba yang baik serta menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi pemegang saham,” terang Dewi.

Laba bersih Perseroan mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan pendapatan bersih Perseroan. Pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan Perseroan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 63,3% kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 36,7% terhadap pendapatan Perseroan. 

Sepanjang tahun 2019, jumlah pemeriksaan mencapai 16,5 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2.5 juta.  Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 6,6% pada tahun 2019 menjadi 551.101 tes. Pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 18,5% pada tahun 2019 menjadi Rp 302,09 miliar dari Rp 254,86 miliar di 2018 atau berkontribusi sekitar 17,3% kepada pendapatan Perseroan 2019. 

Pada tahun 2019, total ekuitas naik menjadi sebesar Rp 1.659,60 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.562,17 miliar. Dari sisi arus kas, Perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp 341,82 miliar meningkat dari Rp 239,83 miliar pada tahun 2018. Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan sebesar 12,6% menjadi Rp 1.762,17 miliar pada tahun 2019.   

Total aset Perseroan mencapai Rp 2.011 miliar, atau lebih tinggi Rp 80,59 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Aset lancar menjadi Rp 1.254,35 miliar dan aset non lancar menjadi Rp 756,62 miliar. Sedangkan, total liabilitas turun menjadi Rp 351,37 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp 143,55 miliar dan total liabilitas jangka panjang Rp 207,81 miliar.

Per 31 Desember 2019, sisa dana hasil penawaran umum Perseroan adalah Rp 592,83 miliar dan total dana IPO yang telah digunakan adalah Rp 555,79 miliar. Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 31 Desember 2019, sebesar Rp 372,80 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp 95,65 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp 87,33 miliar untuk modal kerja.

Pada tahun 2019, Perseroan telah membuka beberapa cabang dan juga merelokasi cabang yang sudah ada pada tahun ini diantaranya Kemang, Tangerang Kota, Depok, Panakkukang, Pontianak, Jatiwaringin, Gianyar, Mangga Besar, Taman Palem, serta membuka layanan specialty clinics Prodia Senior Health Centre di Surabaya. Hingga akhir tahun 2019, Perseroan telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 287 outlet di 34 provinsi dan 126 kota di seluruh Indonesia.

Lebih lanjut, pada tahun 2019, Prodia juga meluncurkan pemeriksaan esoterik/genomik diantaranya: DIArisk untuk memprediksi risiko diabetes pada individu, TENSrisk untuk melihat risiko hipertensi, pemeriksaan Nutrigenomik yang mempelajari faktor genetika terhadap kesehatan serta bagaimana tubuh merespons nutrisi dan kebiasaan olahraga, NIPT-Prosafe untuk melihat risiko kelainan kromosom pada janin, CArisk untuk melihat risiko terhadap 13 jenis kanker, IMMUNErisk untuk mendeteksi risiko seseorang terhadap 7 (tujuh) jenis penyakit terkait sistem imun yang sering terjadi di masyarakat, dan VASCULArisk yang dapat mendeteksi risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.   

Untuk mempermudah pelanggan dalam mengakses informasi mengenai fasilitas dan layanan Prodia, Prodia telah memiliki layanan digital Prodia Mobile Apps yang dapat diunduh melalui apps store di telepon genggam milik pelanggan. Aplikasi dengan tagline Prodia in your hand ini akan memudahkan pelanggan untuk mendapatkan informasi mengenai Prodia. Selain itu, Prodia juga memiliki layanan e-registration dan e-payment yang memudahkan para pelanggan untuk bisa pesan tes pemeriksaan dan pembayaran dan layanan hasil pemeriksaan online (HPSL Online) yang memberikan kemudahan kepada pelanggan yang membutuhkan hasil pemeriksaan dengan cepat.

******

Tentang PT Prodia Widyahusada Tbk

Laboratorium klinik Prodia didirikan pertama kali di Solo pada 7 Mei 1973 oleh beberapa orang idealis berlatar belakang pendidikan farmasi. Sejak awal, Dr. Andi Widjaja, MBA beserta seluruh pendiri lainnya tetap menjaga komitmen untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati.

Sebagai pemimpin pasar, sejak 2012 Prodia merupakan satu-satunya laboratorium dan klinik di Indonesia dengan akreditasi College of American Pathologists (CAP). Sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia sejajar dengan laboratorium internasional.

Pada 7 Desember 2016, Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana Prodia sebagai emiten ke-15 di tahun 2016, dengan kode saham “PRDA”. Dalam aksi korporasi itu, Prodia telah menawarkan saham perdana sebanyak 187,5 juta lembar saham. Dengan demikian, dana yang diraih dari penawaran umum perdana saham (IPO) perseroan mencapai sebesar Rp1,22 triliun.

Hingga saat ini, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 290 outlet, di 34 provinsi dan 127 kota di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya merupakan Prodia Health Care (PHC) yakni layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Children’s Health Centre (PCHC), Prodia Women’s Health Centre (PWHC) dan Prodia Senior Health Centre (PSHC).    

Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi www.prodia.co.id atau menghubungi:

Marina Eka Amalia    

Legal Head & Corporate Secretary

PT Prodia Widyahusada Tbk.

Ph.       +62-21-3144182 ext 3816

Email     corporate.secretary@prodia.co.id                                     

Magdalena Vandry

Investor Relation Head

PT Prodia Widyahusada Tbk.

Ph.       +62-21 3144182 ext 3775

E-mail    investor.relation@prodia.co.id