Social Distancing, Apa Arti di Balik Istilah Ini?

19 March 2020

Sebagai makhluk sosial, manusia sudah sewajarnya bertemu, ngobrol, bahkan...

Sebagai makhluk sosial, manusia sudah sewajarnya bertemu, ngobrol, bahkan berkumpul di satu tempat dalam keramaian. Tetapi baru-baru ini muncul istilah "social distancing". Banyak tempat publik seperti sekolah, kampus, mall, dan bahkan rumah ibadah dihimbau untuk tidak digunakan atau ditutup sementara sebagai salah satu upaya social distancing.

Apa sebenarnya arti dari "social distancing"?

Secara singkat, social distancing adalah menjaga jarak antara Anda dan orang lain setidaknya 1 (satu) meter. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan kontak atau sentuhan dengan orang lain. Upayanya bisa berupa menghindari transportasi umum, membatasi berpergian yang tidak penting, bekerja di dari rumah (work from home), menutup sekolah, mengunjungi orang yang dicintai, teman atau keluarga melalui perangkat elektronik, dan menghindari tempat keramaian (social gathering). Social distancing dapat membantu menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit yang memungkinkan fasilitas kesehatan untuk lebih siap dalam merawat pasien dari waktu ke waktu.

Masih muda dan tidak memiliki faktor risiko bukan berarti tidak perlu social distancing

Laki-laki atau perempuan dengan usia di atas 50 dikatakan lebih rentan terhadap infeksi virus, namun bukan berarti orang muda lebih kebal. Perlu diketahui bahwa orang yang hanya menunjukkan gejala ringan dapat menularkan virus kepada orang banyak, terutama pada awal terjadinya infeksi bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala sakit.

Social distancing itu mungkin memang sangat sulit dilakukan, terutama untuk orang muda yang cenderung senang bersosialisasi atau berkumpul. Namun dengan social distancing akan sangat membantu meminimalkan bertambahnya angka yang terinfeksi, dan memperlambat berkembangnya pandemi. Dengan mengabaikan himbauan social distancing, Anda akan membawa diri Anda sendiri dan orang lain kepada risiko yang lebih tinggi.

Apakah sama sekali tidak boleh keluar rumah?

Jika Anda ingin keluar rumah untuk mencari udara segar dan berolahraga, tidak apa-apa, tetapi menghindari kontak dekat dengan orang lain dan lakukan di lingkungan sekitar rumah. Mungkin Anda juga ingin membeli obat atau persediaan bahan makanan perhitungkan durasi bepergian.

Selain itu, waspada dengan permukaan tempat berbelanja. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan lap disinfektan untuk membersihkan pegangan pada keranjang belanjaan toko. Letakkan ponsel Anda pada tempat yang sulit dijangkau sehingga mengurangi bolak-balik menggunakan ponsel ketika berbelanja karena hal tersebut dapat menjadi potensi penularan. Tidak lupa, Anda selalu membawa hand sanitizer dan sesampai di rumah, segera cuci tangan.

Bagaimana dengan anak-anak yang ingin ke taman bermain?

Jika anak Anda sedang sakit, meskipun tidak ada hubungannya dengan virus corona, jaga anak Anda di rumah.

Jika anak nampak sehat dan ingin bergerak bebas membakar energi, kegiatan luar rumah seperti bersepeda boleh dilakukan. Tetapi, orang-orang yang berada di tempat berisiko tinggi akan berpikir ulang untuk pergi ke tempat publik seperti taman bermain.

Di Jakarta, 312 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau biasa disebut RPTRA di seluruh wilayah sudah ditutup sementara (https://www.liputan6.com/news/read/4202490/selain-tempat-wisata-312-rptra-di-jakarta-juga-ditutup-sementara). Bahkan Taman Impian Jaya Ancol pun tidak melayani pengunjung. Hal ini diberlakukan untuk menghindari perkumpulan orang banyak dalam satu tempat agar mengurangi angka risiko penyebaran virus corona.

Bagaimana jika Anda takut merasa sendiri, apakah ada yang dapat dilakukan?

Tetap berkomunikasi dengan keluarga dan teman lebih penting dari apapun, karena secara biologis adalah naluri untuk bertemu satu dengan yang lainnya ketika stres.

Kurangnya sentuhan fisik dapat memberikan dampak mendalam pada tingkat stres dan membuat kita merasa di bawah tekanan.

Di waktu sekarang, kita beruntung memiliki teknologi dalam genggaman kita untuk menjaga koneksi sosial. Penting untuk dicatat kalau social distancing bukan berarti social isolation.

Ia menyarankan untuk orang-orang tetap berkomunikasi lewat media sosial, chat, ataupun video. Hal-hal kreatif dapat dilakukan, seperti menjadwalkan santap malam bersama teman melalui video call, bermain game online bersama-sama, menonton televisi pada jadwal yang bersamaan, atau mengikuti kelas online bersama.

Sangat penting untuk menjangkau orang-orang yang sakit atau berisiko tinggi yang sedang melakukan isolasi diri.

Berapa lama kita perlu menerapkan social distancing?

Hal ini masih belum dapat diketahui. Banyak hal akan tergantung pada seberapa baik upaya social distancing diterapkan dan seberapa besar hal tersebut dapat memperlambat pandemi.

Sumber:

Sumber
  1. The New York Times - Wondering About Social Distancing?
  2. Johns Hopkins Medicine - Coronavirus, Social Distancing and Self Quarantine